PENGERTIAN GEOGRAFI
Geografi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu
dari kata “geos” yang artinya bumi dan
“grafein” yang artinya mencitrakan (melukiskan, menjelaskan atau menerangkan).
Jadi secara etimologis geografi adalah ilmu yang menggambarkan atau melukiskan
atau mempelajari bumi. Beberapa pengertian geogarfi menurut geograf Indonesia
antara lain :
a.
Bintarto (UGM)
Geografi adalah ilmu yang mencitrakan, menerangkan sifat-sifat bumi,
menganalisis gejala alam dan penduduk serta mempelajari corak yang khas tentang
kehidupan dari unsur-unsur bumi.
b.
Daldjoeni
Geografi adalah ilmu yang mempelajari 3 hal produk:
·
spasial / ruang : persebaran gejala (alam dan manusia)
·
ekologi :
kemampuan adaptasi manusia dengan alam
·
region/wilayah : wilayah sebagai tempat tinggal manusia
secara fisiografis.
c.
Menurut Seminar dan
lokakarya (Semlok) tigkat internasional
tahun 1988 di Semarang, geografi adalah
ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan gejala geosfera, serta interaksi
antara manusia dengan lingkungannya dalam kontek keruangan dan kewilayahan. Pengertian inilah yang sampai sekarang digunakan pedoman geografi untuk
membatasi kajian geografi.
SEJARAH GEOGRAFI
Pengetahuan manusia tentang
geografi sebenarnya sudah muncul sejak manusia mengenal peradabannya. Geografi
adalah salah satu ilmu pengetahuan tertua. Sejak jaman Mesir Kuno,
masyarakatnya sudah bercocok tanam yang
menggunakan pergantian musim, mengamati peredaran matahari dan bulan serta
bintang-bintang. Namun mereka belum menyebut geografi.
Bangsa Yunani Kuno telah mengembangkan geografi
dalam kegiatan yang lebih luas. Muncul tokh-tokoh pelopor
geografi kuno, antara lain : .
1)
Thales (640 – 546 SM), telah melakukan penelitian dan menggali informasi
geografi dalam melakukan perjalanan ke berbagai tempat.
2)
Herodotos (485 – 425 SM), membuat
laporan geografi sekitar wilayah Timur Tengah
3)
Pytheas, mengukur jarak matahari terhadap bumi
4)
Erathosthenes (276 – 194 SM).
Tokoh ini menghasilkan karya fenomenal yang membuatnya disebut bapak geografi. Dua karya besarnya adalah :
5)
Erathosthenes menerbitkan buku
‘geographia” yang terdiri 3 jilid yaitu: gambaran permukaan bumi, sejarah dan
konsep utama geografi.Ini adalah buku pertama kali tentang geografi.
6)
Eratosthenses menghitung keliling
bumi sepanjang 24.650 mill (keliling bumi sebenanrnya 24.875 mill). Tingkat kebenarannya 99 %.
Setelah Kemunduran Yunani Kuno, Bangsa Eropa
mengalamai masa kemunduran Ilmu Pengetahuan selama satu millennium. Abad
Pertengahan ini baru berakhir sekitar tahun 1500 M. Ilmu pengetahuan termasuk
geografi berkembang kembali tahun
1600-an. Perkembangan geografi pada masa ini disebut geografi modern.
Tokoh-tokoh geografi modern antara lain :
- Benhar Varen / Varenius (1622 – 1650).
Menurut Varenius (Jerman)
geografi adalah bagian campuran matematika yang membahas kondisi bumi beserta
bagiannya juga tentang benda langit lainnya. Varenius juga menerbitkan buku
“geographia Generalis”
- Imanuel Kant (1724 – 1821).
Geografi adalah ilmu yang mempelajari benda-benda, hal-hal dan
gejala-gejala yang tersebar di permukaan bumi. Kant adalah
geograf yang berasal dari Jerman.
- Alexander Von Humbolt (1769 – 1859)
Geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan bumi dengan matahari,
perilaku bumi di ruang angkasa, gejala cuaca dan iklim di dunia, tipe-tipe
permukaan bumi dan proses terjadinya, serta hal yang berkaitan dengan
hidrosfera dan biosfera. Geograf Amerika ini disebut peletak dasar geografi
modern.
- Karl Ritter (1779 – 1859)
Geografi adalah ilmu yang mempelajari semua fenomena di permukaan bumi,
baik organik maupun anorganik yang berkaitan dengan kehidupan manusia.Karl
Ritter juga disebut peletak dasar geografi modern.
- Friederich Ratzel (1844 – 1904).
Geografi adalah “lebensraum” yaitu wilayah geografis sebagai sarana bagi
organisme untuk berkembang. Membuat buku “Politische Geographic”
- Elsworth Hungtington (1876 – 1947).
Geografi adalah ilmu yang mempelajari fenomena permukaan bumi beserta
penduduk yang menghuninya. Huntington adalah perintis paham “determinism
iklim”. Di dalam bukunya “The Pulse of The Earth” ia mengatakan bahwa
kelangsungan hidup dan peradaban manusia sangat dipengaruhi oleh iklim. Geograf
Amerika ini menegaskan bahwa iklim sebagai penentu kehidupan manusia.
- Paul Vidal de la Blac (1845 – 1918).
Geografi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana proses produksi dilakukan
manusia terhadap kemungkinan yang ditawarkan oleh alam. De la Blace merupakan
perintis paham “posibilism” (Teori Kemungkinan). Yang isinya lingkungan
menawarkan sejumlah kemungkinan (posibilism) kepada manusia untuk hidup dand
berkembang. Konsep de la Blace adalah “genre de vie” atau mode of live (cara
idup) Penganut paham “posibilisme” (teori kemungkinan), konsepnya gen re de via /
mode of live (cara hidup) .
Perkembangan geografi di Indonesia sejak
kemerdekaan muncul dalam mata pelajaran di sekolah dengan sebutan Ilmu Bumi.
Pada Kurikulum 1984 Ilmu Bumi dirubah menjadi geografi.
KONSEP DASAR GEOGRAFI
1)
Konsep lokasi → Suatu tempat di permukaan bumi memiliki nilai ekonomi apabila dihubungkan
dengan harga.
Misalnya:
a. Di daerah
dingin orang cenderung berpakaian tebal.
b. Nilai tanah atau lahan untuk pemukiman akan berkurang apabila berdekatan
dengan kuburan, terminal kendaraan umum, pasar, atau pabrik karena kebisingan
dan pencemaran.
2)
Konsep jarak → Jarak dihubungkan dengan keuntungan yang diperoleh, sehingga manusia
cenderung akan memperhitungkan jarak, Misalnya:
a. Harga tanah akan semakin tinggi apabila mendekati pusat kota dibandingkan
dengan harga tanah di pedesaan.
b. Peternakan ayam cenderung mendekati kota sebagai tempat pemasaran, agar
telur dan ayam yang dibawa ke tempat pemasaran tidak banyak mengalami
kerusakan, dibandingkan apabila peternakan ditempatkan jauh dari kota.
3)
Konsep keterjangkauan → Hubungan atau interaksi antartempat dapat dicapai, baik dengan menggunakan
sarana transportasi umum, tradisional, atau jalan kaki. Misalnya:
a. Keterjangkauan, Jakarta – Biak (pesawat terbang); Bandung – Jakarta (kereta api).
b. Daerah A penghasil beras dan daerah B penghasil sandang. Kedua daerah ini tidak akan
berinteraksi apabila tidak ada transportasi.
c. Suatu daerah tidak akan berkembang apabila tidak dapat dijangkau oleh
sarana transportasi.
4)
Konsep pola → Bentuk interaksi manusia dengan lingkungan atau interaksi alam dengan alam,
hubungannya dengan pola persebaran, seperti sebagai berikut.
a.Pola aliran sungai terkait dengan jenis batuan dan struktur geologi.
b. Pola pemukiman terkait dengan sungai, jalan, bentuk lahan, dan sebagainya
5)
Konsep morfologi → Bentuk permukaan bumi sebagai hasil proses alam dan hubungannya dengan
aktivitas manusia. Misalnya:
a. Bentuk lahan akan terkait dengan erosi dan pengendapan, penggunaan lahan,
ketebalan lapisan tanah, ketersediaan air, dan
sebagainya.
b. Pengelompokan pemukiman cenderung di daerah datar.
6)
Konsep aglomerasi → Pengelompokan penduduk dan aktivitasnya di suatu daerah, Misalnya:
a. Masyarakat atau penduduk cenderung mengelompok pada tingkat sejenis,
sehingga timbul daerah elit, daerah kumuh, daerah perumnas, pedagang besi tua,
pedagang barang atau pakaian bekas, dan lain-lain.
b. Enam puluh delapan persen industri tekstil Indonesia berada di Bandung.
7)
Konsep nilai kegunaan → Manfaat suatu wilayah atau daerah mempuyai nilai tersendiri bagi orang yang
menggunakannya.
Misalnya:
a. Daerah sejuk di pegunungan yang jauh dari kebisingan, seperti di Puncak
antara Bogor dengan Cianjur, banyak dijadikan tempat peristirahatan dan
rekreasi.
b. Lahan pertanian yang subur sangat bernilai bagi petani dibandingkan bagi
nelayan atau karyawan/pegawai kantor.
8)
Konsep interaksi dan
interdependensi → Setiap wilayah tidak dapat
memenuhi kebutuhannya sendiri, tetapi memerlukan hubungan dengan wilayah lain,
sehingga memunculkan adanya hubungan timbal balik dalam bentuk arus barang dan
jasa, komunikasi, persebaran ide, dan lain-lain. Misalnya: gerakan orang,
barang, dan gagasan dari suatu tempat ke tempat lain seperti,
a. Pergerakan penduduk, berupa sirkulasi, komutasi (ulang-alik), dan
migrasi.
b. Pergerakan barang (sandang) dari kota ke desa; pangan dari desa ke kota.
c. Pergerakan
berita (informasi) melalui radio, televisi, surat kabar dan lain-lain, terhadap
pembaca atau pemirsa.
9)
Konsep differensiasi area (struktur keruangan atau distribusi keruangan) → Suatu wilayah
kaitannya dengan wilayah lain. Wilayah di permukaan bumi memiliki perbedaan
nilai yang terdapat di dalamnya.
Misalnya:
a. Fenomena yang berbeda dari suatu tempat ke tempat
lain, seperti:
1. jarak dekat, jarak sedang, atau jarak jauh.
2. pemukiman padat, sedang, atau jarang
b. Pertanian sayuran dihasilkan di daerah pegunungan; perikanan laut atau
tambak di pantai; dan padi di daerah yang relatif datar.
10) Konsep keterkaitan keruangan (proses keruangan) → Suatu
wilayah dapat berkembang karena adanya hubungan dengan wilayah lain, atau
adanya saling keterkaitan antarwilayah dalam memenuhi kebutuhan dan sosial
penduduknya. Misalnya, jika dikaji melalui peta, maka terdapat konservasi
spasial (keterkaitan wilayah) antara wilayah A, B, C, dan D. Contoh:
a. Wilayah pedesaan dengan perkotaan, misalnya : penduduk kota memerlukan
bahan pangan dari desa,
sebaliknya penduduk desa perlu
memasarkan hasil alamnya ke kota.
b. Daerah pantai penduduknya bermata
pencaharian sebagai nelayan, karena dekat laut.
c. Ruang Kota
Jakarta terkait dengan ruang Kota Bandung. Setiap akhir pekan, jalur atau jalan
sekitar. Puncak-Bogor selalu macet karena banyak orang
Jakarta yang ingin berlibur di Bandung.
PRINSIP GEOGRAFI
Dalam melakukan pemetaan dan
menganalisis geografi, ada 4 prinsip yang digunakan:
- Prinsip deskripsi artinya
prinsip menggambarkan geosfer memerlukan deskripsi, melalui
bentuk tulisan, gambar, tabel atau grafik.
Contoh:
ü Wilayah rawan
banjir di DKI Jakarta 30 persen berada di jakarta timur, 20 persen di jakarta
barat, 10 persen di jakarta pusat, 20 pesen di jakarta selatan, dan 20 persen
di jakarta barat.
ü Indonesia merupakan negara kepulauan
yang terletak di antara dua benua(benua asia dan australia) dan dua samudera
(samudera hindia dan pasifik)
- Prinsip Korologi(Gabungan), Prinsip modern dalam
melakukan analisis geosfer, yang mana menggambarkan suatu wilayah
dianalisis berdasarkan karakteristiknya masing masing. Prinsip geografi
yang komperhensif karena memadukan
prinsip-prinsip lainnya.(prinsip deskripsi, prinsip interelasi, prinsip
distribusi)
Contoh:
Titik banjir di
jakarta terpusat di sekitaran daerah aliran sungai ciliwung, pesanggrahan, dan
kali angke. wilayah rawan banjir di DKI Jakarta 30 persen berada di jakarta
timur, 20 persen di jakarta barat, 10 persen di jakarta pusat, 20 pesen di
jakarta selatan, dan 20 persen di jakarta barat. banjir tersebut seringkali
diakibatkan oleh perilaku penduduk yang tidak mempedulikan kelestarian
lingkungan seperti copipaste tugas membuang sampah sembarangan, alih fungsi
lahan di hulu sungai, dsb. hulu sungai-sungai tersebut meliputi wilayah bogor
dan depok. jadi, untuk meminimalisir dampak banjir di jakarta diperlukan
kerjasama antara pemimpin dan masyarakat bogor, depok, dan jakarta
- Prinsip Interelasi(keterkaitan), prinsip
yang menganalisis fenomena geosfer yang terjadi berdasarkan atau
dipengaruhi oleh fenomena atau gejala lainnya.
Contoh:
ü
Indonesia menjadi wilayah rawan gunung meletus karena
copi dilewati oleh tiga sistem pegunungan api dunia (ring of fire).
ü
tingkat kriminalitas di kota-kota besar masih lebih
tinggi dibandingkan dengan di desa karena ....
ü banjir di kota jakarta seringkali
diakibatkan oleh perilaku penduduk yang tidak mempedulikan kelestarian
lingkungan.
- Prinsip Distribusi(
Persebaran),
Persebaran alam di bumi tidak merata sehingga setiap daerah dan tempat di
bumi memiliki karakteristik yang berbeda.
Contoh:
ü
Persebaran flora dan fauna di Indonesia yang dibagi
menjadi 3 bagian menurut garis Wallace dan garis Weber.
ü
Persebaran barang tambang di indonesia. Di papua
terdapat tambang emas. Di laut natuna
terdapat tambang gas. Di cepu terdapat tambang minyak bumi..
PENDEKATAN GEOGRAFI
Mendasarkan pada
obyek material ini, geografi belum dapat menunjukan jati dirinya. Sebab,
disiplin ilmu lain juga memiliki obyek yang sama. Perbedaan geografi dengan
disiplin ilmu lain terletak pada pendekatannya. Sejalan dengan hal itu Hagget
(1983) mengemukakan tiga pendekatan, yaitu:
- pendekatan keruangan,
- pendekatan kelingkungan, dan
- pendekatan kompleks wilayah
a. Pendekatan Keruangan.
Pendekatan
keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan
eksistensi ruang sebagai penekanan. Eksisitensi ruang dalam perspektif geografi
dapat dipandang dari struktur (spatial structure), pola (spatial
pattern), dan proses (spatial proces) (Yunus, 1997).
Dalam konteks
fenomena keruangan terdapat perbedaan kenampakan strutkur, pola dan proses.
Struktur keruangan berkenaan dengan dengan elemen-elemen penbentuk ruang.
Elemen-elemen tersebut dapat disimbulkan dalam tiga bentuk utama, yaitu: (1)
kenampakan titik (point features), (2) kenampakan garis (line features), dan
(3) kenampakan bidang (areal features). Kerangka kerja analisis
pendekatan keruangan bertitik tolak pada permasalahan susunan elemen-elemen
pembentuk ruang. Dalam analisis itu dilakukan dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut
- What? Struktur ruang apa
itu?
- Where? Dimana struktur ruang
tesebut berada?
- When? Kapan struktur ruang
tersebut terbentuk sperti itu?
- Why? Mengapa struktur ruang
terbentuk seperti itu?
- How? Bagaimana proses
terbentukknya struktur seperti itu?
- Who ? Siapa yang diuntungkan dari struktur ruang tersebut?
Pendekatan keruangan ditinjau dari 3 aspek. yaitu:
ü Analisis pendekatan topik yaitu menghubungkan suatu kejadian dengan dengan tema-tema utama dalam
permasalahan tersebut. Contoh pemanasan glokal adalah suatu fenomena geografi
yang terjadi di seluruh ruang, gejala tersebut diakibatkan oleh
kegiatan-kegiatan manusia yang menambah tingkat polutan dalam udara sehingga
berpengaruh terhadap perubahan komposisi penyusun atmosfer.
ü Analisis dengan pendekatan
aktivitas manusia yaitu mendeskripsikan aktivitas
manusia dalam ruang. Kehidupan manusia dimanapun ruang dan tempatnya maka akan
beradaptasi dan menyesuaikan dengan kondisi ruang. Pada ruangan pantai maka
aktivitas manusia sebagai nelayan, tambak udang, garam atau industri
berat.
ü Analisis pendekatan wilayah, yaitu bahwa persebaran fenomena geografi persebarannya tidak merata,
sehingga setiap wilayah mwmiliki karakteristik, memiliki kelebihan dibandingkan
dengan wilayah lain, sehingga pada wilayah yang berrbeda maka akan memiliki
karakteristik yang berbeda pula. Contoh:
Di nusa tenggara terdapat padang
rumput sabana yang luas yang dapat dimanfaatkan untuk ternak sapi dan kuda, Di
dataran tinggi dieng digunakan untuk perkebunan the, purwaceng, kentang dsb.
b. Pendekatan Kelingkungan
(Ecological Approach).
Dalam pendekatan ini penekanannya
bukan lagi pada eksistensi ruang, namun pada keterkaitan antara fenomena
geosfera tertentu dengan varaibel lingkungan yang ada. Dalam pendekatan
kelingkungan, kerangka analisisnya tidak mengkaitkan hubungan antara makluk hidup
dengan lingkungan alam saja, tetapi harus pula dikaitkan dengan (1) fenomena
yang didalamnya terliput fenomena alam beserta relik fisik tindakan manusia.
(2) perilaku manusia yang meliputi perkembangan ide-ide dan nilai-nilai geografis serta kesadaran akan lingkungan.
Dalam sistematika Kirk
ditunjukkan ruang lingkup lingkungan geografi sebagai berikut. Lingkungan
geografi memiliki dua aspek, yaitu lingkungan perilaku (behavior environment) dan lingkungan fenomena
(phenomena environment). Lingkungan perilaku mencakup dua aspek, yaitu
pengembangan nilai dan gagasan, dan kesadaran lingkungan. Ada dua aspek penting
dalam pengembangan nilai dan gagasan geografi, yaitu lingkungan budaya
gagasan-gagasan geografi, dan proses sosial ekonomi dan perubahan nilai-nilai
lingkungan. Dalam kesadaran lingkungan yang penting adalah perubahan
pengetahuan lingkungan alam manusianya.
Contoh:
ü Munculnya industri di sekitar
pemukiman warga dapat menjadi masalah bagi warga, sulit akan ketersediaan
sumberdaya air bersih yang ada disekitarnya.
ü Akibat ulah manusia yang menebangi
hutan mengakibatkan bencana tanah longsor dan banjir. Hal itu mengakibatkan
banyak sawah dan daerah pertanian rusak, bahkan banyak ternak dan hewan piaraan
yang mati.
ü Daerah Jakarta banjir karena hutan didaerah
Bogor/puncak terjadi penggundulan hutan.
ü Petani di daerah lahan miring pasti
akan melakukan kegiatan pertanian dengan sistem terasering. untuk mencegah
erosi
c. Pendekatan Kompleks Wilayah
Permasalahan yang terjadi di
suatu wilayah tidak hanya melibatkan elemen di wilayah itu. Permasalahan itu
terkait dengan elemen di wilayah lain, sehingga keterkaitan antar wilayah tidak
dapat dihindarkan. Selain itu, setiap masalah tidak disebabkan oleh faktor
tunggal. Faktor determinannya bersifat kompleks. Oleh karena itu ada kebutuhan
memberikan analisis yang kompleks itu untuk memecahkan permasalahan secara
lebih luas dan kompleks pula.
Untuk menghadapi
permasalahan seperti itu, salah satu alternatif dengan menggunakan pendekatan
kompleks wilayah. Pendekatan itu merupakan kombinasi antara pendekatan yang
pertama dan pendekatan yang kedua. Oleh karena sorotan wilayahnya sebagai obyek
bersifat multivariate, maka kajian bersifat hirisontal dan vertikal. Kajian
horisontal merupakan analisis yang menekankan pada keruangan, sedangkan kajian
yang bersifat vertikal menekankan pada aspek kelingkungan. Adanya perbedaan
antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain telah menciptakan hubungan
fungsional antara unit-unit wilayah sehingga tercipta suatu wilayah, sistem
yang kompleks sifatnya.
Contoh:
- Fenomena urbanisasi di berbagai kota besar
tidak terkontrol. Urbanisasi meyebebabkan perbedaan jumlah penduduk pada
beberapa wilayah. Pergerakan barang cenderung terjadi di tempat yang jumlah
penduduknya banyak. Sehingga mereka yang berada di wilayah yang penduduknya
sedikit, harus saling berinteraksi dengan wilayah yang penduduknya banyak,
untuk memenuhi kebutuhan hidup.
- Untuk
mengatasi banjir di Jakarta, Pemda DKI bekerjasama dengan Pemda daerah
sekitarnya (Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) untuk memperbaiki DAS dan
menggalakkan penghijauan.
- Pembangunan
permukiman di wilayah perbukitan dan dataran rendah memerlukan kajian
karakteristik tiap-tiap wilayah. Untuk mendapatkan perencanaan kawasan yang
tepat, diperlukan pendekatan kompleks wilayah.
ASPEK DAN ILMU PENUNJANG GEOGRAFI
Aspek Fisik
Mengkaji segala
fenomena yang ada di geosfera yg dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup
manusia
meliputi :
a. Aspek
Topologi membahas hal-hal yang berkenaan dengan letak atau lokasi suatu
wilayah, bentuk muka buminya, luas area dan batas-batas wilayah yang mempunyai
ciri-ciri khas tertentu.
b. Aspek Biotik
membahas karakter fisik dari manusia, hewan dan tumbuhan
c. Aspek Non
Biotik membahas tentang tanah, air dan atmosfer (termasuk iklim dan cuaca)
Aspek Sosial
meliputi :
Aspek ini
menitikberatkan pada kajian manusia dari segi karakteristik perilakunya. Pada
aspek ini manusia dipandang sebagai fokus utama dari kajian geografi dengan
memperhatikan pola penyebaran manusia dalam ruang dan kaitan perilaku manusia
dengan lingkungannya. Seperti populasi, urbanisasi, dsb
selain itu Beberapa kajian pada aspek ini antara lain :
a. Aspek Ekonomi
membahas tentang industri, perdagangan, pertanian, transportasi, pasar dan
sebagainya
b. Aspek Budaya
membahas tentang Pendidikan, agama, bahasa, kesenian dan lain-lain.
c. Aspek Politik
misalnya membahad tantang kepartaian dan pemerintahan.
Beberapa Ilmu
Penunjang Geografi diantaranya:
Geomorfologi
ilmu yang mengkaji bentuk-bentuk permukaan bumi dan penafsirannyatentang proses
terbentuknya.
Meteorologi :
ilmu yang mengkaji tentang cuaca yang meliputi ciri-ciri fisik dan kimianya,
tekanan, suhu udara, angin dan per-awanan.
Klimatologi :
ilmu yang mempelajari tentang iklim, yang meliputi sebab terjadinya,
pengaruhnya terhadap bentuk fisik dan kehidupan di suatu wilayah.
Biogeografi :
ilmu yang mempelajari persebaran hewan dan tumbuhan di permukaan bumi serta
faktor-faktor yang mempengaruhi, membatasi dan menentukan pola persebarannya.
Antropogeografi
: ilmu yang mempelajari persebaran manusia di permukaan bumi dalamhubungannya
dengan lingkungan geografi.
Hidrologi : ilmu
yang mempelajari tentang fenomena air di bumi yang meliputi sirkulasi,
distribusi, bentuk, serta sifat fisik dan kimianya.
Oseanografi :
Ilmu yang mempelajari fenomena lautan yang meliputi sifat air laut, gerakan air
laut dan pasang surut air laut.
Kartografi :
ilmu yang mempelajari tentang peta meliputi tentang pembuatan, jenis dan
pemanfaatannya.
Demografi : ilmu
yang mempelajari tentang kependudukan meliputi jumlah, pertumbuhan, komposisi
dan migrasi penduduk.
Pedologi : ilmu
yang mempelajari tentang tanah, meliputi proses pembentukan, jenis-jenis dan
persebarannya.endekatan yang multivariate juga.
OBJEK STUDI GEOGRAFI
Objek Studi Geografi terdiri
dari dua bagian Yaitu:
Objek material
geografi adalah sasaran atau isi kajian geografi. Objek material yang umum dan
luas adalah geosfer (lapisan bumi), yang meliputi: Lithosfer (Lapisan Kerak
bumi), Biosfer (Lapisan Kehidupan Selain Manusia), Hidrosfer (Lapisan Perairan
yang Ada di Bumi), atmosfer (lapisan udara), pedosfer (lapisan tanah) dan
antrophosfer (Lapisan manusia dan kegiatannya).
Objek formal
adalah sudut pandang dan cara berpikir terhadap objek material yang berupa
materi atau gejala geografi yang ada di geosfer. Cara pandang dan cara berpikir
ini dapat melalui pendekatan keruangan, kelingkungan dan kewilayahan serta
dapat juga menggunakan 5W + 1H.