Link Download
https://drive.google.com/file/d/0B2k0EV3JPKCWa2g3dkNVcFZBWWs/view?usp=sharing
Minggu, 11 Oktober 2015
Jumat, 02 Oktober 2015
Kamis, 01 Oktober 2015
Materi Kelayakan Planet Bumi untuk Ruang Kehidupan Kelas X
Kelayakan Planet Bumi Untuk Kehidupan
Dalam menentukan potensi kelayak hunian suatu planet atau satelit, yang menjadi pertimbangan adalah sumber energi, komposisi, sifat orbit, atmosfer, dan interaksi kimia yang potensial, daerah luas untuk air, kondisi yang baik untuk terhubungnya molekul-molekul organik kompleks, dan sumber energi untuk menyokong metabolisme."
Bumi telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Bumi merupakan planet dengan urutan ketiga dari delapan planet yang dekat dengan matahari. Jarak bumi dengan matahari sekitar 150 juta km. Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis mahluk hidup. Permukaan bumi berelief, terdiri dari daratan, perairan, lembah , bukit, pegunugan dan gunung. Sejauh ini hanya planet bumi yang dipandang layak sebagai tempat kehidupan meskipun telah ada dugaan hasil penelitian sains adanya ‘ planet ‘ lain yang mirip dengan bumi. Di planet bumi terjadi keseimbangan dan keselarasan antara udara, air, dan kehidupan di darat. Semua tinjauan menunjukkan bahwa planet bumi diciptakan untuk kehidupan.
Sebagai pembanding, kita ambil contoh planet Mars, udaranya dipenuhi unsur Karbondioksida berkadar tinggi, tidak mengandung H2O, banyak dijumpai kawah besar di permukaan Mars akibat meteor berukuran raksasa yang tabrakan dengan planet ini, dari sisi cuaca sering terjadi badai raksasa dan badai pasir yang berlangsung selama berbulan-bulan tanpa henti. Dengan fakta demikian, jelas tidak akan pernah ada kehidupan di planet ini. Perbandingan ini dengan gamblang menunjukkan bahwa ciri-ciri yang menjadikan bumi sebuah tempat yang dapat dihuni benar-benar merupakan nikmat yang tidak terkira. Marilah kita telusuri bagaimana planet Bumi merupakan planet yang sangat ramah pada kehidupan.
Salah satu temuan mutakhir di dunia sains yang menjadi buah bibir di kalangan ilmuwan adalah apa yang disebut prinsip antropis.Prinsip ini mengungkapkan bahwa setiap detail yang terdapat di alam semesta telah dirancang dengan ketepatan yang sempurna untuk memungkinkan manusia hidup. Contoh kecil dari prinsip antropis ini dapat kita temukan pada fakta-fakta yang berkaitan dengan keberadaan bumi. Dalam hal ini, seorang astronom amerika Hugh Ross dalam bukunya yang berjudul 'The Fingerprint of God, Recent Scientific Discoveries Reveal The Unmistakable Identitiy of The Creator' telah membuat daftarnya sendiri sebagai berikut:
1. Jarak bumi dengan matahari
Dibandingkan dengan bumi, diameter matahari kira-kira 112 kalinya. Gaya tarik matahari kira-kira 30 kali gaya tarik bumi. Sinar matahari menempuh masa 8 menit untuk sampai ke bumi.
Jika lebih jauh:
Planet bumi akan terlalu dingin bagi siklus air yang stabil.
Jika lebih dekat:Planet bumi akan terlalu panas bagi siklus air yang stabil
2. Gravitasi di permukaan bumi
Gravitasi permukaan dari sebuah obyek astronomi (planet, bintang, dll) adalah percepatan gravitasi yang berlaku pada permukaan obyek tersebut. Gravitasi permukaan bergantung pada massa dan radius obyek tersebut. Seringkali gravitasi permukaan dinyatakan sebagai rasio dengan ketentuan yang berlaku di bumi.
Jika lebih kuat:
Atmosfer bumi akan menahan terlalu banyak gas beracun (amoniak dan methana)
Jika lebih lemah:
Atmosfer bumi akan terlalu tipis karena banyak kehilangan udara
3. Periode rotasi bumi
Rotasi bumi merujuk pada gerakan berputar planet bumi pada sumbunya dan gerakan di orbitnya mengelilingi matahari.
Jika lebih lama:
Perbedaan suhu pada siang dan malam hari terlalu besar
Jika lebih cepat:
Kecepatan angin pada atmosfer terlalu tinggi
Albedo merupakan sebuah besaran yang menggambarkan perbandingan antara sinar matahari yang tiba di permukaan bumi dan yang dipantulkan kembali ke angkasa dengan terjadi perubahan panjang gelombang (outgoing longwave radiation). Perbedaan panjang gelombang antara yang datang dan yang dipantulkan dapat dikaitkan dengan seberapa besar energi matahari yang diserap oleh permukaan bumi.
Jika lebih besar:
Zaman es tak terkendali akan terjadi
Jika lebih kecil:
Efek rumah kaca tak terkendali akan terjadi.
5. Aktivitas gempa
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut.Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.Jika lebih besar: Terlalu banyak makhluk hidup binasa. Jika lebih kecil: Bahan makanan dasar laut tidak akan didaur ulang ke daratan melalui pengangkatan tektonik
6. Ketebalan kerak bumi
Kerak bumi adalah lapisan terluar bumi yang terbagi menjadi 2 kategori, yaitu kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km, sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km.Penyusun kerak samudra yang utama adalah batuan basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit, yang tidak sepadat batuan basalt. Kerak bumi dan sebagian mantel bumi membentuk lapisan litosfer dengan ketebalan total kurang lebih 80 km. Jika lebih tebal: Terlalu banyak oksigen berpidah dari atmosfer ke kerak bumi. Jika lebih tipis: Aktivitas tektonik dan vulkanik akan terlalu besar
7. Medan magnet bumi
Magnetosfer bumi adalah suatu daerah di angkasa yang bentuknya ditentukan oleh luasnya medan magnet internal bumi, plasma angin matahari, dan medan magnet antarplanet. Di magnetosfer, campuran ion-ion dan elektron-elektron bebas baik dari angin matahari maupun ionosfir bumi dibatasi oleh gaya magnet dan listrik yang lebih kuat daripada gravitasi dan tumbukan.
Jika lebih kuat:
Badai elektromagnetik akan terlalu merusak
Jika lebih lemah:
Kurangnya perlindungan dari radiasi berbahaya yang berasal dari luar angkasa
8. Interaksi gravitasi dengan bulan
Bulan yang ditarik oleh gaya gravitasi bumi tidak jatuh ke bumi disebabkan oleh gaya sentrifugal yang timbul dari orbit bulan mengelilingi bumi.Besarnya gaya sentrifugal bulan adalah sedikit lebih besar dari gaya tarik menarik antara gravitasi bumi dan bulan. Hal ini menyebabkan bulan semakin menjauh dari bumi dengan kecepatan sekitar 3,8cm/tahun. Jika lebih besar: Efek pasang surut pada laut, atmosfer dan periode rotasi semakin merusak. Jika lebih kecil: Perubahan tidak langsung pada orbit menyebabkan ketidakstabilan iklim
9. Kadar karbondioksida dan uap air dalam atmosfer
Atmosfer bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya.Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari matahari dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam.75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet. Atmosfer tidak mempunyai batas yang langsung tapat berbatasan, tetapi agak menipis lambat laun dengan menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar. Jika lebih besar: Efek rumah kaca tak terkendali akan terjadi. Jika lebih kecil: Efek rumah kaca tidak memadai
10. Kadar ozon dalam atmosfer
Ozon terdiri dari 3 molekul oksigen dan amat berbahaya pada kesehatan manusia. Secara alamiah, ozon dihasilkan melalui percampuran cahaya ultraviolet dengan atmosfer bumi dan membentuk suatu lapisan ozon pada ketinggian 50 kilometer.Ozon tertumpu di bawah stratosfer di antara 15 dan 30 km di atas permukaan bumi yang dikenal sebagai 'lapisan ozon'. Ozon dihasilkan dengan pelbagai persenyawaan kimia, tetapi mekanisme utama penghasilan dan perpindahan dalam atmosfer adalah penyerapan tenaga sinar ultraviolet (uv) dari matahari. Jika lebih besar: Suhu permukaan bumi terlalu rendah. Jika lebih kecil: Suhu permukaan bumi terlalu tinggi, terlalu banyak radiasi ultraviolet
Daftar di atas hanyalah sedikit contoh dari sekian banyaknya data yang melimpah tentang adanya prinsip antropis.Namun, yang sedikit inipun cukup untuk menghancurkan mitos yang dipercaya para ilmuan materialis, yaitu bahwa keberadaan bumi beserta kehidupan yang terdapat padanya terjadi secara kebetulan melalui serangkaian peristiwa acak tanpa perencanaan. Siapapun yang mempelajari data-data ini tidak akan gagal untuk sampai pada kesimpulan bahwa bumi ini merupakan tempat yang telah dirancang dengan tingkat kerumitan yang tak terbayangkan dan dengan kesesuaian yang sempurna demi keberlangsungan kehidupan di dalamnya
Kamis, 24 September 2015
Minggu, 13 September 2015
PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DUNIA
Umumnya yang menjadi penhalang dan permisahan
persebaran hewan adalah faktor-faktor fisik yang berhubungan dengan ke adaan bumi.faktor-faktor
tersebut antara lain laut, gunung, sungai, padang pasir, dan iklim. Wilayah
pesebaran hewan pertama kali diperkenalkan oleh sclater ( 1858 ), selanjutnya
dikembangkan oleh Huxley ( 1868 ) dan oleh Wallace ( 1876 ). Menurut Alfret
Russel Wallace, persebaran fauna di dunia di kelompokan menjadi enam wilayah,
yaitu Neartik, Australis, Oriental, Paleartik, dan Etiopian.
1)
Wilayah Neartik
Wilayah Neartik
meliputi seluruh wilayah Amerika Utara dan selurh daerah Greenland. Amerika
Utara bagian timur terdiri atas hutan gugur, Amerika Utara bagian tengah
terdiriatas padang rumput, dan Amerika Utara bagian Utara terdiri atas Hutan
Konifer yang luas. Lingkungan Greenland sangat menarik, terutama lingkungan
fisiknya yang tertutup salju dengan ketebalan yang sulit ditentukan. Hewan yang
terdapat di wilayah Neartik antara lain antelop bertanduk cabang tiga, sejenis
tupai dari Amerika Utara ( prairie dog ), kalkun, burung
biru, salamander, bison dan karibao ( karibu ).
2)
Wilayah Neotropik
Wilayah ini meliputi
Meksiko bagian selatan sampai Amerika bagian selatan dan tengah. Diwilayah ini
sebagian beriklim tropis dan di zonz selatan beriklim sedang. Hewan yang
terdapat di wilayah ini ntara lain : kukang, armadillo, alpaka, kelelawar
pengisap darah, orang hutan, siamang, trenggiling, menjangan, sejenis babi,
kuda, tapir ( yang berbeda dengan tapir Asia ) dan kera.
3)
Wilayah Australis
Yang meliputi
Australis, Selandia Baru, Irian, dan Malukuserta pulau-pulau disekitarnya.
Hewan yang hidup di wilayah ini antara lain kangguru, trenggiling, koala,
kasuari, cenderawasih, kiwi, kura- kura, buaya, kakatua,burung penghisap madu
dan burung emu.
4)
Wilayah Oriental
Wilayah Oriental
meliputi Benua Asia beserta pulau-pulau nya yang dekat, diantaranya Sumatera,
Kalimantan, Jawa, Sulewesi, Srilangka, dan Filipina. Sebagian besar wilayah ini
beriklim tropis. Hewan spesifik di wilayah ini antara lain hariamu, gajah,
gibon, orang utan, dan badak bercula satu.
5)
Wilayah Paleartik
Wilayah Pleartik
meliputi hampir seluruh daratn eurasia dan beberapa daerah tertentu, anatar
lain Himalaya, Afganistan, Afrika Ingris dan Jepang Hewan yang hidup antara
lain bison, landak, kucing kutub, dan menjangan kutub
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA
Beberapa faktor yang mempengaruhi keberadan flora dan fauna di muka bumi
diantaranya ialah faktor klimatik (iklim), edafik (tanah), fisiografis, dan
biotik (makhluk hidup) (Polunin, Nicholas: 1994).
I.
Faktor iklim
Faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap persebaran
flora dan fauna yaitu suhu, kelembaban udara, angin, dan curah hujan.
1.
Suhu
Sumber panas bagi seluruh permukaan bumi berasal dari radiasi matahari
secara langsung maupun tidak langsung. Radiasi matahari ke bumi dipancarkan secara
merata, akan tetapi karena perbedaan lintang, derajat keawanan, ketinggian dan albedo
maka suhunya akan berbeda-beda disetiap tempat. Sehubungan dengan itu biasanya
tumbuhan dan hewan beradaptasi terhadap suhu lingkungan fisiknya, sehingga hanya
daerah dengan suhu yang sangat tinggi dan sangat rendah saja yang tidak dapat didiami
oleh makluk hidup secara permanen. Akibat perbedaan perbedaan ini beberapa jenis
tumbuhan dan hewan telah berhasil beradaptasi dengan lingkungan tropis yang lembab,
dan lainnya beradaptasi dengan lingkungan dingin dan kering atau lingkungan panas
dan kering.
2.
Kelembaban Udara
Kelembaban udara menunjukkan banyaknya uap air yang terkandung dalam
udara. Zat hara penting akan diserap oleh akar tumbuhan dengan bantuan air. Air
juga sangat berperan dalam reaksi pembentukan bahan organik bagi tumbuhan.
Begitu pula bagi manusia dan hewan, air merupakan kebutuhan yang sangat
penting.
3.
Sinar Matahari
Tumbuh-tumbuhan menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi untuk
proses fotosintesis. Energi ini khususnya dipergunakan untuk mengubah
karbondioksida (CO2 ) dan air menjadi glukosa dengan membentuk oksigen ( O2 )
di atmosfer sebagai hasil lainnya. Dengan demikian sinar matahari yang sampai kepermukaan
bumi merupakan sumber energi bagi tumbuh-tumbuhan dalam rangka melangsungkan
kehidupannya.
4.
Curah hujan.
Air merupakan kebutuhan penting bagi keberlangsungan flora dan fauna. Bagi
lingkungan kehidupan darat, sumber air untuk memenuhi kebutuhan organisme
terutama berasal dari hujan atau bentuk presipatasi lainnya. Perbedaan curah
hujan tiap-tiap wilayah permukaan bumi menghasilkan karakteristik vegetasi dan
juga menyebabkan perbedaan jenis hewan yang mendiaminya. Hal ini disebabkan
tumbuh-tumbuhan merupakan produsen yang menyediakan sumber makanan bagi hewan.
5.
Angin.
Bagi tumbuhan angin berfungsi untuk membentuk CO2 dan memindahkan uap
air dan kelembaban dari suatu tempat ke
tempat yang lain. Angin juga sangat berperan dalam proses penyerbukan dan penyebaran
biji-bijian yang akan menjadi tumbuhan baru.
II.
Faktor Edafik
Faktor
kedua yang memengaruhi persebaran bentuk-bentuk kehidupan di muka bumi terutama
tumbuhan adalah kondisi tanah atau faktor edafik. Tanah merupakan media tumbuh
dan berkembangnya tanaman. Kondisi tanah yang secara langsung berpengaruh
terhadap tanaman adalah kesuburan. Adapun yang menjadi parameter kesuburan
tanah antara lain kandungan humus atau bahan organik, unsur hara, tekstur dan
struktur tanah, serta ketersediaan air dalam pori-pori tanah. Tanah tanah yang
subur, seperti jenis tanah vulkanis dan andosol merupakan media optimal bagi
pertumbuhan tanaman.
III.
Faktor Fisiografi
Faktor fisiografi yang berkaitan dengan
persebaran makhluk hidup adalah ketinggian tempat dan bentuk wilayah. Anda
tentu masih ingat gejala gradien thermometrik, di mana suhu udara akan
mengalami penurunan sekitar 0,5o C–0,6o C setiap wilayah
naik 100 meter dari permukaan laut. Adanya penurunan suhu ini sangat
berpengaruh terhadap pola persebaran jenis tumbuhan dan hewan, sebab organism
memiliki keterbatasan daya adaptasi terhadap suhu lingkungan di sekitarnya.
Oleh karena itu, jenis tumbuhan yang hidup di wilayah pantai akan berbeda
dengan yang hidup pada wilayah dataran tinggi atau pegunungan.
IV.
Faktor Biotik
Manusia adalah komponen biotik yang
berperan sentral terhadap keberadaan flora dan fauna di suatu wilayah, baik yang
sifatnya menjaga kelestarian maupun mengubah tatanan kehidupan flora dan fauna.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, manusia berusaha mengolah
dan memanfaatkan lingkungan hidup di sekitarnya semaksimal mungkin, walaupun
terkadang dapat merusak kelestarian alam. Misalnya, dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dalam waktu yang relatif singkat manusia mampu
mengubah kawasan hutan menjadi daerah permukiman dan areal pertanian. Perubahan
fungsi lahan tersebut berakibat terhadap kestabilan ekosistem yang secara
alamiah telah terjalin dalam periode jangka waktu yang lama.
Sabtu, 29 Agustus 2015
Kisi2 Materi Bab 1 Pengantar Geo Kelas X
PENGERTIAN GEOGRAFI
Geografi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu
dari kata “geos” yang artinya bumi dan
“grafein” yang artinya mencitrakan (melukiskan, menjelaskan atau menerangkan).
Jadi secara etimologis geografi adalah ilmu yang menggambarkan atau melukiskan
atau mempelajari bumi. Beberapa pengertian geogarfi menurut geograf Indonesia
antara lain :
a.
Bintarto (UGM)
Geografi adalah ilmu yang mencitrakan, menerangkan sifat-sifat bumi,
menganalisis gejala alam dan penduduk serta mempelajari corak yang khas tentang
kehidupan dari unsur-unsur bumi.
b.
Daldjoeni
Geografi adalah ilmu yang mempelajari 3 hal produk:
·
spasial / ruang : persebaran gejala (alam dan manusia)
·
ekologi :
kemampuan adaptasi manusia dengan alam
·
region/wilayah : wilayah sebagai tempat tinggal manusia
secara fisiografis.
c.
Menurut Seminar dan
lokakarya (Semlok) tigkat internasional
tahun 1988 di Semarang, geografi adalah
ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan gejala geosfera, serta interaksi
antara manusia dengan lingkungannya dalam kontek keruangan dan kewilayahan. Pengertian inilah yang sampai sekarang digunakan pedoman geografi untuk
membatasi kajian geografi.
SEJARAH GEOGRAFI
Pengetahuan manusia tentang
geografi sebenarnya sudah muncul sejak manusia mengenal peradabannya. Geografi
adalah salah satu ilmu pengetahuan tertua. Sejak jaman Mesir Kuno,
masyarakatnya sudah bercocok tanam yang
menggunakan pergantian musim, mengamati peredaran matahari dan bulan serta
bintang-bintang. Namun mereka belum menyebut geografi.
Bangsa Yunani Kuno telah mengembangkan geografi
dalam kegiatan yang lebih luas. Muncul tokh-tokoh pelopor
geografi kuno, antara lain : .
1)
Thales (640 – 546 SM), telah melakukan penelitian dan menggali informasi
geografi dalam melakukan perjalanan ke berbagai tempat.
2)
Herodotos (485 – 425 SM), membuat
laporan geografi sekitar wilayah Timur Tengah
3)
Pytheas, mengukur jarak matahari terhadap bumi
4)
Erathosthenes (276 – 194 SM).
Tokoh ini menghasilkan karya fenomenal yang membuatnya disebut bapak geografi. Dua karya besarnya adalah :
5)
Erathosthenes menerbitkan buku
‘geographia” yang terdiri 3 jilid yaitu: gambaran permukaan bumi, sejarah dan
konsep utama geografi.Ini adalah buku pertama kali tentang geografi.
6)
Eratosthenses menghitung keliling
bumi sepanjang 24.650 mill (keliling bumi sebenanrnya 24.875 mill). Tingkat kebenarannya 99 %.
Setelah Kemunduran Yunani Kuno, Bangsa Eropa
mengalamai masa kemunduran Ilmu Pengetahuan selama satu millennium. Abad
Pertengahan ini baru berakhir sekitar tahun 1500 M. Ilmu pengetahuan termasuk
geografi berkembang kembali tahun
1600-an. Perkembangan geografi pada masa ini disebut geografi modern.
Tokoh-tokoh geografi modern antara lain :
- Benhar Varen / Varenius (1622 – 1650).
Menurut Varenius (Jerman)
geografi adalah bagian campuran matematika yang membahas kondisi bumi beserta
bagiannya juga tentang benda langit lainnya. Varenius juga menerbitkan buku
“geographia Generalis”
- Imanuel Kant (1724 – 1821).
Geografi adalah ilmu yang mempelajari benda-benda, hal-hal dan
gejala-gejala yang tersebar di permukaan bumi. Kant adalah
geograf yang berasal dari Jerman.
- Alexander Von Humbolt (1769 – 1859)
Geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan bumi dengan matahari,
perilaku bumi di ruang angkasa, gejala cuaca dan iklim di dunia, tipe-tipe
permukaan bumi dan proses terjadinya, serta hal yang berkaitan dengan
hidrosfera dan biosfera. Geograf Amerika ini disebut peletak dasar geografi
modern.
- Karl Ritter (1779 – 1859)
Geografi adalah ilmu yang mempelajari semua fenomena di permukaan bumi,
baik organik maupun anorganik yang berkaitan dengan kehidupan manusia.Karl
Ritter juga disebut peletak dasar geografi modern.
- Friederich Ratzel (1844 – 1904).
Geografi adalah “lebensraum” yaitu wilayah geografis sebagai sarana bagi
organisme untuk berkembang. Membuat buku “Politische Geographic”
- Elsworth Hungtington (1876 – 1947).
Geografi adalah ilmu yang mempelajari fenomena permukaan bumi beserta
penduduk yang menghuninya. Huntington adalah perintis paham “determinism
iklim”. Di dalam bukunya “The Pulse of The Earth” ia mengatakan bahwa
kelangsungan hidup dan peradaban manusia sangat dipengaruhi oleh iklim. Geograf
Amerika ini menegaskan bahwa iklim sebagai penentu kehidupan manusia.
- Paul Vidal de la Blac (1845 – 1918).
Geografi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana proses produksi dilakukan
manusia terhadap kemungkinan yang ditawarkan oleh alam. De la Blace merupakan
perintis paham “posibilism” (Teori Kemungkinan). Yang isinya lingkungan
menawarkan sejumlah kemungkinan (posibilism) kepada manusia untuk hidup dand
berkembang. Konsep de la Blace adalah “genre de vie” atau mode of live (cara
idup) Penganut paham “posibilisme” (teori kemungkinan), konsepnya gen re de via /
mode of live (cara hidup) .
Perkembangan geografi di Indonesia sejak
kemerdekaan muncul dalam mata pelajaran di sekolah dengan sebutan Ilmu Bumi.
Pada Kurikulum 1984 Ilmu Bumi dirubah menjadi geografi.
KONSEP DASAR GEOGRAFI
1)
Konsep lokasi → Suatu tempat di permukaan bumi memiliki nilai ekonomi apabila dihubungkan
dengan harga.
Misalnya:
a. Di daerah
dingin orang cenderung berpakaian tebal.
b. Nilai tanah atau lahan untuk pemukiman akan berkurang apabila berdekatan
dengan kuburan, terminal kendaraan umum, pasar, atau pabrik karena kebisingan
dan pencemaran.
2)
Konsep jarak → Jarak dihubungkan dengan keuntungan yang diperoleh, sehingga manusia
cenderung akan memperhitungkan jarak, Misalnya:
a. Harga tanah akan semakin tinggi apabila mendekati pusat kota dibandingkan
dengan harga tanah di pedesaan.
b. Peternakan ayam cenderung mendekati kota sebagai tempat pemasaran, agar
telur dan ayam yang dibawa ke tempat pemasaran tidak banyak mengalami
kerusakan, dibandingkan apabila peternakan ditempatkan jauh dari kota.
3)
Konsep keterjangkauan → Hubungan atau interaksi antartempat dapat dicapai, baik dengan menggunakan
sarana transportasi umum, tradisional, atau jalan kaki. Misalnya:
a. Keterjangkauan, Jakarta – Biak (pesawat terbang); Bandung – Jakarta (kereta api).
b. Daerah A penghasil beras dan daerah B penghasil sandang. Kedua daerah ini tidak akan
berinteraksi apabila tidak ada transportasi.
c. Suatu daerah tidak akan berkembang apabila tidak dapat dijangkau oleh
sarana transportasi.
4)
Konsep pola → Bentuk interaksi manusia dengan lingkungan atau interaksi alam dengan alam,
hubungannya dengan pola persebaran, seperti sebagai berikut.
a.Pola aliran sungai terkait dengan jenis batuan dan struktur geologi.
b. Pola pemukiman terkait dengan sungai, jalan, bentuk lahan, dan sebagainya
5)
Konsep morfologi → Bentuk permukaan bumi sebagai hasil proses alam dan hubungannya dengan
aktivitas manusia. Misalnya:
a. Bentuk lahan akan terkait dengan erosi dan pengendapan, penggunaan lahan,
ketebalan lapisan tanah, ketersediaan air, dan
sebagainya.
b. Pengelompokan pemukiman cenderung di daerah datar.
6)
Konsep aglomerasi → Pengelompokan penduduk dan aktivitasnya di suatu daerah, Misalnya:
a. Masyarakat atau penduduk cenderung mengelompok pada tingkat sejenis,
sehingga timbul daerah elit, daerah kumuh, daerah perumnas, pedagang besi tua,
pedagang barang atau pakaian bekas, dan lain-lain.
b. Enam puluh delapan persen industri tekstil Indonesia berada di Bandung.
7)
Konsep nilai kegunaan → Manfaat suatu wilayah atau daerah mempuyai nilai tersendiri bagi orang yang
menggunakannya.
Misalnya:
a. Daerah sejuk di pegunungan yang jauh dari kebisingan, seperti di Puncak
antara Bogor dengan Cianjur, banyak dijadikan tempat peristirahatan dan
rekreasi.
b. Lahan pertanian yang subur sangat bernilai bagi petani dibandingkan bagi
nelayan atau karyawan/pegawai kantor.
8)
Konsep interaksi dan
interdependensi → Setiap wilayah tidak dapat
memenuhi kebutuhannya sendiri, tetapi memerlukan hubungan dengan wilayah lain,
sehingga memunculkan adanya hubungan timbal balik dalam bentuk arus barang dan
jasa, komunikasi, persebaran ide, dan lain-lain. Misalnya: gerakan orang,
barang, dan gagasan dari suatu tempat ke tempat lain seperti,
a. Pergerakan penduduk, berupa sirkulasi, komutasi (ulang-alik), dan
migrasi.
b. Pergerakan barang (sandang) dari kota ke desa; pangan dari desa ke kota.
c. Pergerakan
berita (informasi) melalui radio, televisi, surat kabar dan lain-lain, terhadap
pembaca atau pemirsa.
9)
Konsep differensiasi area (struktur keruangan atau distribusi keruangan) → Suatu wilayah
kaitannya dengan wilayah lain. Wilayah di permukaan bumi memiliki perbedaan
nilai yang terdapat di dalamnya.
Misalnya:
a. Fenomena yang berbeda dari suatu tempat ke tempat
lain, seperti:
1. jarak dekat, jarak sedang, atau jarak jauh.
2. pemukiman padat, sedang, atau jarang
b. Pertanian sayuran dihasilkan di daerah pegunungan; perikanan laut atau
tambak di pantai; dan padi di daerah yang relatif datar.
10) Konsep keterkaitan keruangan (proses keruangan) → Suatu
wilayah dapat berkembang karena adanya hubungan dengan wilayah lain, atau
adanya saling keterkaitan antarwilayah dalam memenuhi kebutuhan dan sosial
penduduknya. Misalnya, jika dikaji melalui peta, maka terdapat konservasi
spasial (keterkaitan wilayah) antara wilayah A, B, C, dan D. Contoh:
a. Wilayah pedesaan dengan perkotaan, misalnya : penduduk kota memerlukan
bahan pangan dari desa,
sebaliknya penduduk desa perlu
memasarkan hasil alamnya ke kota.
b. Daerah pantai penduduknya bermata
pencaharian sebagai nelayan, karena dekat laut.
c. Ruang Kota
Jakarta terkait dengan ruang Kota Bandung. Setiap akhir pekan, jalur atau jalan
sekitar. Puncak-Bogor selalu macet karena banyak orang
Jakarta yang ingin berlibur di Bandung.
PRINSIP GEOGRAFI
Dalam melakukan pemetaan dan
menganalisis geografi, ada 4 prinsip yang digunakan:
- Prinsip deskripsi artinya
prinsip menggambarkan geosfer memerlukan deskripsi, melalui
bentuk tulisan, gambar, tabel atau grafik.
Contoh:
ü Wilayah rawan
banjir di DKI Jakarta 30 persen berada di jakarta timur, 20 persen di jakarta
barat, 10 persen di jakarta pusat, 20 pesen di jakarta selatan, dan 20 persen
di jakarta barat.
ü Indonesia merupakan negara kepulauan
yang terletak di antara dua benua(benua asia dan australia) dan dua samudera
(samudera hindia dan pasifik)
- Prinsip Korologi(Gabungan), Prinsip modern dalam
melakukan analisis geosfer, yang mana menggambarkan suatu wilayah
dianalisis berdasarkan karakteristiknya masing masing. Prinsip geografi
yang komperhensif karena memadukan
prinsip-prinsip lainnya.(prinsip deskripsi, prinsip interelasi, prinsip
distribusi)
Contoh:
Titik banjir di
jakarta terpusat di sekitaran daerah aliran sungai ciliwung, pesanggrahan, dan
kali angke. wilayah rawan banjir di DKI Jakarta 30 persen berada di jakarta
timur, 20 persen di jakarta barat, 10 persen di jakarta pusat, 20 pesen di
jakarta selatan, dan 20 persen di jakarta barat. banjir tersebut seringkali
diakibatkan oleh perilaku penduduk yang tidak mempedulikan kelestarian
lingkungan seperti copipaste tugas membuang sampah sembarangan, alih fungsi
lahan di hulu sungai, dsb. hulu sungai-sungai tersebut meliputi wilayah bogor
dan depok. jadi, untuk meminimalisir dampak banjir di jakarta diperlukan
kerjasama antara pemimpin dan masyarakat bogor, depok, dan jakarta
- Prinsip Interelasi(keterkaitan), prinsip
yang menganalisis fenomena geosfer yang terjadi berdasarkan atau
dipengaruhi oleh fenomena atau gejala lainnya.
Contoh:
ü
Indonesia menjadi wilayah rawan gunung meletus karena
copi dilewati oleh tiga sistem pegunungan api dunia (ring of fire).
ü
tingkat kriminalitas di kota-kota besar masih lebih
tinggi dibandingkan dengan di desa karena ....
ü banjir di kota jakarta seringkali
diakibatkan oleh perilaku penduduk yang tidak mempedulikan kelestarian
lingkungan.
- Prinsip Distribusi(
Persebaran),
Persebaran alam di bumi tidak merata sehingga setiap daerah dan tempat di
bumi memiliki karakteristik yang berbeda.
Contoh:
ü
Persebaran flora dan fauna di Indonesia yang dibagi
menjadi 3 bagian menurut garis Wallace dan garis Weber.
ü
Persebaran barang tambang di indonesia. Di papua
terdapat tambang emas. Di laut natuna
terdapat tambang gas. Di cepu terdapat tambang minyak bumi..
PENDEKATAN GEOGRAFI
Mendasarkan pada
obyek material ini, geografi belum dapat menunjukan jati dirinya. Sebab,
disiplin ilmu lain juga memiliki obyek yang sama. Perbedaan geografi dengan
disiplin ilmu lain terletak pada pendekatannya. Sejalan dengan hal itu Hagget
(1983) mengemukakan tiga pendekatan, yaitu:
- pendekatan keruangan,
- pendekatan kelingkungan, dan
- pendekatan kompleks wilayah
a. Pendekatan Keruangan.
Pendekatan
keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan
eksistensi ruang sebagai penekanan. Eksisitensi ruang dalam perspektif geografi
dapat dipandang dari struktur (spatial structure), pola (spatial
pattern), dan proses (spatial proces) (Yunus, 1997).
Dalam konteks
fenomena keruangan terdapat perbedaan kenampakan strutkur, pola dan proses.
Struktur keruangan berkenaan dengan dengan elemen-elemen penbentuk ruang.
Elemen-elemen tersebut dapat disimbulkan dalam tiga bentuk utama, yaitu: (1)
kenampakan titik (point features), (2) kenampakan garis (line features), dan
(3) kenampakan bidang (areal features). Kerangka kerja analisis
pendekatan keruangan bertitik tolak pada permasalahan susunan elemen-elemen
pembentuk ruang. Dalam analisis itu dilakukan dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut
- What? Struktur ruang apa
itu?
- Where? Dimana struktur ruang
tesebut berada?
- When? Kapan struktur ruang
tersebut terbentuk sperti itu?
- Why? Mengapa struktur ruang
terbentuk seperti itu?
- How? Bagaimana proses
terbentukknya struktur seperti itu?
- Who ? Siapa yang diuntungkan dari struktur ruang tersebut?
Pendekatan keruangan ditinjau dari 3 aspek. yaitu:
ü Analisis pendekatan topik yaitu menghubungkan suatu kejadian dengan dengan tema-tema utama dalam
permasalahan tersebut. Contoh pemanasan glokal adalah suatu fenomena geografi
yang terjadi di seluruh ruang, gejala tersebut diakibatkan oleh
kegiatan-kegiatan manusia yang menambah tingkat polutan dalam udara sehingga
berpengaruh terhadap perubahan komposisi penyusun atmosfer.
ü Analisis dengan pendekatan
aktivitas manusia yaitu mendeskripsikan aktivitas
manusia dalam ruang. Kehidupan manusia dimanapun ruang dan tempatnya maka akan
beradaptasi dan menyesuaikan dengan kondisi ruang. Pada ruangan pantai maka
aktivitas manusia sebagai nelayan, tambak udang, garam atau industri
berat.
ü Analisis pendekatan wilayah, yaitu bahwa persebaran fenomena geografi persebarannya tidak merata,
sehingga setiap wilayah mwmiliki karakteristik, memiliki kelebihan dibandingkan
dengan wilayah lain, sehingga pada wilayah yang berrbeda maka akan memiliki
karakteristik yang berbeda pula. Contoh:
Di nusa tenggara terdapat padang
rumput sabana yang luas yang dapat dimanfaatkan untuk ternak sapi dan kuda, Di
dataran tinggi dieng digunakan untuk perkebunan the, purwaceng, kentang dsb.
b. Pendekatan Kelingkungan
(Ecological Approach).
Dalam pendekatan ini penekanannya
bukan lagi pada eksistensi ruang, namun pada keterkaitan antara fenomena
geosfera tertentu dengan varaibel lingkungan yang ada. Dalam pendekatan
kelingkungan, kerangka analisisnya tidak mengkaitkan hubungan antara makluk hidup
dengan lingkungan alam saja, tetapi harus pula dikaitkan dengan (1) fenomena
yang didalamnya terliput fenomena alam beserta relik fisik tindakan manusia.
(2) perilaku manusia yang meliputi perkembangan ide-ide dan nilai-nilai geografis serta kesadaran akan lingkungan.
Dalam sistematika Kirk
ditunjukkan ruang lingkup lingkungan geografi sebagai berikut. Lingkungan
geografi memiliki dua aspek, yaitu lingkungan perilaku (behavior environment) dan lingkungan fenomena
(phenomena environment). Lingkungan perilaku mencakup dua aspek, yaitu
pengembangan nilai dan gagasan, dan kesadaran lingkungan. Ada dua aspek penting
dalam pengembangan nilai dan gagasan geografi, yaitu lingkungan budaya
gagasan-gagasan geografi, dan proses sosial ekonomi dan perubahan nilai-nilai
lingkungan. Dalam kesadaran lingkungan yang penting adalah perubahan
pengetahuan lingkungan alam manusianya.
Contoh:
ü Munculnya industri di sekitar
pemukiman warga dapat menjadi masalah bagi warga, sulit akan ketersediaan
sumberdaya air bersih yang ada disekitarnya.
ü Akibat ulah manusia yang menebangi
hutan mengakibatkan bencana tanah longsor dan banjir. Hal itu mengakibatkan
banyak sawah dan daerah pertanian rusak, bahkan banyak ternak dan hewan piaraan
yang mati.
ü Daerah Jakarta banjir karena hutan didaerah
Bogor/puncak terjadi penggundulan hutan.
ü Petani di daerah lahan miring pasti
akan melakukan kegiatan pertanian dengan sistem terasering. untuk mencegah
erosi
c. Pendekatan Kompleks Wilayah
Permasalahan yang terjadi di
suatu wilayah tidak hanya melibatkan elemen di wilayah itu. Permasalahan itu
terkait dengan elemen di wilayah lain, sehingga keterkaitan antar wilayah tidak
dapat dihindarkan. Selain itu, setiap masalah tidak disebabkan oleh faktor
tunggal. Faktor determinannya bersifat kompleks. Oleh karena itu ada kebutuhan
memberikan analisis yang kompleks itu untuk memecahkan permasalahan secara
lebih luas dan kompleks pula.
Untuk menghadapi
permasalahan seperti itu, salah satu alternatif dengan menggunakan pendekatan
kompleks wilayah. Pendekatan itu merupakan kombinasi antara pendekatan yang
pertama dan pendekatan yang kedua. Oleh karena sorotan wilayahnya sebagai obyek
bersifat multivariate, maka kajian bersifat hirisontal dan vertikal. Kajian
horisontal merupakan analisis yang menekankan pada keruangan, sedangkan kajian
yang bersifat vertikal menekankan pada aspek kelingkungan. Adanya perbedaan
antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain telah menciptakan hubungan
fungsional antara unit-unit wilayah sehingga tercipta suatu wilayah, sistem
yang kompleks sifatnya.
Contoh:
- Fenomena urbanisasi di berbagai kota besar
tidak terkontrol. Urbanisasi meyebebabkan perbedaan jumlah penduduk pada
beberapa wilayah. Pergerakan barang cenderung terjadi di tempat yang jumlah
penduduknya banyak. Sehingga mereka yang berada di wilayah yang penduduknya
sedikit, harus saling berinteraksi dengan wilayah yang penduduknya banyak,
untuk memenuhi kebutuhan hidup.
- Untuk
mengatasi banjir di Jakarta, Pemda DKI bekerjasama dengan Pemda daerah
sekitarnya (Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) untuk memperbaiki DAS dan
menggalakkan penghijauan.
- Pembangunan
permukiman di wilayah perbukitan dan dataran rendah memerlukan kajian
karakteristik tiap-tiap wilayah. Untuk mendapatkan perencanaan kawasan yang
tepat, diperlukan pendekatan kompleks wilayah.
ASPEK DAN ILMU PENUNJANG GEOGRAFI
Aspek Fisik
Mengkaji segala
fenomena yang ada di geosfera yg dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup
manusia
meliputi :
a. Aspek
Topologi membahas hal-hal yang berkenaan dengan letak atau lokasi suatu
wilayah, bentuk muka buminya, luas area dan batas-batas wilayah yang mempunyai
ciri-ciri khas tertentu.
b. Aspek Biotik
membahas karakter fisik dari manusia, hewan dan tumbuhan
c. Aspek Non
Biotik membahas tentang tanah, air dan atmosfer (termasuk iklim dan cuaca)
Aspek Sosial
meliputi :
Aspek ini
menitikberatkan pada kajian manusia dari segi karakteristik perilakunya. Pada
aspek ini manusia dipandang sebagai fokus utama dari kajian geografi dengan
memperhatikan pola penyebaran manusia dalam ruang dan kaitan perilaku manusia
dengan lingkungannya. Seperti populasi, urbanisasi, dsb
selain itu Beberapa kajian pada aspek ini antara lain :
a. Aspek Ekonomi
membahas tentang industri, perdagangan, pertanian, transportasi, pasar dan
sebagainya
b. Aspek Budaya
membahas tentang Pendidikan, agama, bahasa, kesenian dan lain-lain.
c. Aspek Politik
misalnya membahad tantang kepartaian dan pemerintahan.
Beberapa Ilmu
Penunjang Geografi diantaranya:
Geomorfologi
ilmu yang mengkaji bentuk-bentuk permukaan bumi dan penafsirannyatentang proses
terbentuknya.
Meteorologi :
ilmu yang mengkaji tentang cuaca yang meliputi ciri-ciri fisik dan kimianya,
tekanan, suhu udara, angin dan per-awanan.
Klimatologi :
ilmu yang mempelajari tentang iklim, yang meliputi sebab terjadinya,
pengaruhnya terhadap bentuk fisik dan kehidupan di suatu wilayah.
Biogeografi :
ilmu yang mempelajari persebaran hewan dan tumbuhan di permukaan bumi serta
faktor-faktor yang mempengaruhi, membatasi dan menentukan pola persebarannya.
Antropogeografi
: ilmu yang mempelajari persebaran manusia di permukaan bumi dalamhubungannya
dengan lingkungan geografi.
Hidrologi : ilmu
yang mempelajari tentang fenomena air di bumi yang meliputi sirkulasi,
distribusi, bentuk, serta sifat fisik dan kimianya.
Oseanografi :
Ilmu yang mempelajari fenomena lautan yang meliputi sifat air laut, gerakan air
laut dan pasang surut air laut.
Kartografi :
ilmu yang mempelajari tentang peta meliputi tentang pembuatan, jenis dan
pemanfaatannya.
Demografi : ilmu
yang mempelajari tentang kependudukan meliputi jumlah, pertumbuhan, komposisi
dan migrasi penduduk.
Pedologi : ilmu
yang mempelajari tentang tanah, meliputi proses pembentukan, jenis-jenis dan
persebarannya.endekatan yang multivariate juga.
OBJEK STUDI GEOGRAFI
Objek Studi Geografi terdiri
dari dua bagian Yaitu:
Objek material
geografi adalah sasaran atau isi kajian geografi. Objek material yang umum dan
luas adalah geosfer (lapisan bumi), yang meliputi: Lithosfer (Lapisan Kerak
bumi), Biosfer (Lapisan Kehidupan Selain Manusia), Hidrosfer (Lapisan Perairan
yang Ada di Bumi), atmosfer (lapisan udara), pedosfer (lapisan tanah) dan
antrophosfer (Lapisan manusia dan kegiatannya).
Objek formal
adalah sudut pandang dan cara berpikir terhadap objek material yang berupa
materi atau gejala geografi yang ada di geosfer. Cara pandang dan cara berpikir
ini dapat melalui pendekatan keruangan, kelingkungan dan kewilayahan serta
dapat juga menggunakan 5W + 1H.
Langganan:
Postingan (Atom)