Beberapa faktor yang mempengaruhi keberadan flora dan fauna di muka bumi
diantaranya ialah faktor klimatik (iklim), edafik (tanah), fisiografis, dan
biotik (makhluk hidup) (Polunin, Nicholas: 1994).
I.
Faktor iklim
Faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap persebaran
flora dan fauna yaitu suhu, kelembaban udara, angin, dan curah hujan.
1.
Suhu
Sumber panas bagi seluruh permukaan bumi berasal dari radiasi matahari
secara langsung maupun tidak langsung. Radiasi matahari ke bumi dipancarkan secara
merata, akan tetapi karena perbedaan lintang, derajat keawanan, ketinggian dan albedo
maka suhunya akan berbeda-beda disetiap tempat. Sehubungan dengan itu biasanya
tumbuhan dan hewan beradaptasi terhadap suhu lingkungan fisiknya, sehingga hanya
daerah dengan suhu yang sangat tinggi dan sangat rendah saja yang tidak dapat didiami
oleh makluk hidup secara permanen. Akibat perbedaan perbedaan ini beberapa jenis
tumbuhan dan hewan telah berhasil beradaptasi dengan lingkungan tropis yang lembab,
dan lainnya beradaptasi dengan lingkungan dingin dan kering atau lingkungan panas
dan kering.
2.
Kelembaban Udara
Kelembaban udara menunjukkan banyaknya uap air yang terkandung dalam
udara. Zat hara penting akan diserap oleh akar tumbuhan dengan bantuan air. Air
juga sangat berperan dalam reaksi pembentukan bahan organik bagi tumbuhan.
Begitu pula bagi manusia dan hewan, air merupakan kebutuhan yang sangat
penting.
3.
Sinar Matahari
Tumbuh-tumbuhan menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi untuk
proses fotosintesis. Energi ini khususnya dipergunakan untuk mengubah
karbondioksida (CO2 ) dan air menjadi glukosa dengan membentuk oksigen ( O2 )
di atmosfer sebagai hasil lainnya. Dengan demikian sinar matahari yang sampai kepermukaan
bumi merupakan sumber energi bagi tumbuh-tumbuhan dalam rangka melangsungkan
kehidupannya.
4.
Curah hujan.
Air merupakan kebutuhan penting bagi keberlangsungan flora dan fauna. Bagi
lingkungan kehidupan darat, sumber air untuk memenuhi kebutuhan organisme
terutama berasal dari hujan atau bentuk presipatasi lainnya. Perbedaan curah
hujan tiap-tiap wilayah permukaan bumi menghasilkan karakteristik vegetasi dan
juga menyebabkan perbedaan jenis hewan yang mendiaminya. Hal ini disebabkan
tumbuh-tumbuhan merupakan produsen yang menyediakan sumber makanan bagi hewan.
5.
Angin.
Bagi tumbuhan angin berfungsi untuk membentuk CO2 dan memindahkan uap
air dan kelembaban dari suatu tempat ke
tempat yang lain. Angin juga sangat berperan dalam proses penyerbukan dan penyebaran
biji-bijian yang akan menjadi tumbuhan baru.
II.
Faktor Edafik
Faktor
kedua yang memengaruhi persebaran bentuk-bentuk kehidupan di muka bumi terutama
tumbuhan adalah kondisi tanah atau faktor edafik. Tanah merupakan media tumbuh
dan berkembangnya tanaman. Kondisi tanah yang secara langsung berpengaruh
terhadap tanaman adalah kesuburan. Adapun yang menjadi parameter kesuburan
tanah antara lain kandungan humus atau bahan organik, unsur hara, tekstur dan
struktur tanah, serta ketersediaan air dalam pori-pori tanah. Tanah tanah yang
subur, seperti jenis tanah vulkanis dan andosol merupakan media optimal bagi
pertumbuhan tanaman.
III.
Faktor Fisiografi
Faktor fisiografi yang berkaitan dengan
persebaran makhluk hidup adalah ketinggian tempat dan bentuk wilayah. Anda
tentu masih ingat gejala gradien thermometrik, di mana suhu udara akan
mengalami penurunan sekitar 0,5o C–0,6o C setiap wilayah
naik 100 meter dari permukaan laut. Adanya penurunan suhu ini sangat
berpengaruh terhadap pola persebaran jenis tumbuhan dan hewan, sebab organism
memiliki keterbatasan daya adaptasi terhadap suhu lingkungan di sekitarnya.
Oleh karena itu, jenis tumbuhan yang hidup di wilayah pantai akan berbeda
dengan yang hidup pada wilayah dataran tinggi atau pegunungan.
IV.
Faktor Biotik
Manusia adalah komponen biotik yang
berperan sentral terhadap keberadaan flora dan fauna di suatu wilayah, baik yang
sifatnya menjaga kelestarian maupun mengubah tatanan kehidupan flora dan fauna.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, manusia berusaha mengolah
dan memanfaatkan lingkungan hidup di sekitarnya semaksimal mungkin, walaupun
terkadang dapat merusak kelestarian alam. Misalnya, dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dalam waktu yang relatif singkat manusia mampu
mengubah kawasan hutan menjadi daerah permukiman dan areal pertanian. Perubahan
fungsi lahan tersebut berakibat terhadap kestabilan ekosistem yang secara
alamiah telah terjalin dalam periode jangka waktu yang lama.
0 komentar:
Posting Komentar